KAJIAN STRATEGIS KEMENTERIAN SOSIAL DAN POLITIK BEM UNIVERSITAS RIAU
08.54
By
Mohamad Febriansyah Nurohman
0
komentar
“
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI PROVINSI RIAU “
Fenomena
Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau
Hutan tropika basah
Indonesia dikenal sebagai hutan yang selalu basah dan tahan terhadapkebakaran.
Tetapi pada tahun 1982/1983, sekitar 3,6 juta ha hutan tropika basah di
Kalimantan Timur terbakar(Hess, 1994). Pada saat itu terjadi fenomena El Nino
dimana musim kering berkepanjangan melanda Indonesia dalam jangka waktu 10
bulan berturut-turut. Akibatnya hutan yang telah dieksploitasi dan tajuknya
relatif lebih terbuka karena terganggu mengalami kekeringan dan mudah terbakar,
ditambah lagi adanya kegiatan penyiapan lahan dengan pembakaran yang dilakukan
oleh peladang berpindah yang kemudian menjadi salah satu pemicunya. Sejak saat
itu, kebakaran terus berlanjut sampai terjadi kebakaran hutan dan lahan yang
lebih luas pada tahun 1997/1998, dimana hampir 10 juta ha hutan dan lahan
terbakar(Bappenas 1999; Taconi, 2003). Dampak yang ditimbulkan dari kebakaran
tersebut adalah kabut asap yang menyelimuti kawasan regional ASEAN yang dikenal
sebagai Transboundary Haze Pollution.
distribusi
hotspot di Indonesia pada periode 1997-2013 pada beberapa provinsi di Sumatera
dan Kalimantan. Provinsi Riau menempati urutan dengan hotspot tertinggi yang
diikuti oleh provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Sumatera
Selatan.
Sepanjang
Januari – November 2015, Rakyat Riau menghirup polusi kabut asap dari
pembakaran hutan dan lahan gambut. Polusi asap kian pekat dan menyilimuti Riau
terparah sejak juni – November 2015. Rakyat Riau berduka, 5 orang warga Riau
meninggal Dunia, lebih dari 97. 139 Warga Korban polusi kabut asap menderita
infeksi saluran pernapasan akut ( ISPA )
81.514 orang, pneumonia 1.305
orang, asma 3.744 orang, iritasi mata 4.677 orang, iritasi kulit 5.899 orang.
Bandara di tutup selama dua bulan, sekolah diliburkan dan ribuan warga mengusi.
Lambanya Pemerintah menyelamatkan rakyat korban polusi kabut asap, dari bencana
yang begitu besar, rakyat Riau melakukan upaya litigasi baik investigasi
lapangan, seruan kepada pemerintah, aksi solidaritas, hingga pemantauan kasus –
kasus kebakaran hutan dan lahan yang di gelar di pengadilan.
Analisis Hotspot
Satelit Tera
– Aqua Modis merekam 8.399 Hotspot di Provinsi Riau sepanjang tahun 2015.
Berdasarkan pantauan tersebut 3.355 berada
pada kawasan konsesi IUPHHK dan 458 berada di konsesi HGU. Jika dilihat
sebaran hotspot perkabupaten, maka dapat dilihat bahwa jumlah Hotspot terbanyak
terdapat di Kabupaten Pelalawan
Tabel Jumlah
Hotspot Perkabupaten di Riau tahun 2015 ( sumber
Jikalahari )
No.
|
Kabupaten/Kota
|
Hotspot
|
1.
|
Bengkalis
|
1.513
|
2.
|
Dumai
|
201
|
3.
|
Indragiri
Hili
|
903
|
4.
|
Indragiri
Hulu
|
1.147
|
5.
|
Kampar
|
408
|
6.
|
Kepulauan
Meranti
|
318
|
7.
|
Kuantan
Singingi
|
180
|
8.
|
Pekanbaru
|
12
|
9.
|
Pelalawan
|
2.158
|
10.
|
Rokan
Hilir
|
700
|
11.
|
Rokan Hulu
|
128
|
12.
|
Siak
|
70
|
Tabel
Sebaran Hotspot Berdasarkan Konsesi IUPHHK ( sumber Jikalahari )
No
|
IUPHHK
|
Hotspot
|
1.
|
PT. Riau
Andalan Pulp & Paper
|
420
|
2.
|
PT. SARI
HIJAU MUTIARA
|
66
|
3.
|
PT. SUMBER
MASWANA LESTARI
|
26
|
4.
|
PT. CITRA
SUMBER SEJAHTERA
|
30
|
5.
|
PT.
ARTELINDO WIRATAMA
|
65
|
6.
|
PT. RIMBA
LAZUADI
|
76
|
7.
|
PT. BUKIT BATABUH
SEI INDAH
|
25
|
8.
|
PT. INHIL
HUTANI PRATAMA
|
150
|
9.
|
PT. SUMBER
RIANG LESTARARI
|
247
|
10.
|
PT. RIMBA
PERANAP
|
8
|
11.
|
CV. PUTRI
LINDUNG BULAN
|
7
|
12.
|
PT. RIAU
JAMBI SEJAHTERA
|
11
|
13.
|
PT. MITRA
KEMBANG
|
25
|
14.
|
PT. BINA
DUTA LAKSANA
|
67
|
15.
|
PT.
MUTIARA SABUK KHATULISTIWA
|
53
|
16.
|
PT. HUTANI
SOLA LESTARI
|
214
|
17.
|
PT. MERBAU
PELALAWAN LESTARI
|
44
|
18.
|
PT. SIAK
RAYA TIMBER
|
47
|
19.
|
PT. ARARA
ABADI
|
454
|
20.
|
PT. BUKIT
RAYA PELALAWAN
|
16
|
21.
|
PT.
WANANUGRAHA BIMA LESTARI
|
3
|
22.
|
PT. BHARA
INDUK
|
1
|
23.
|
PT. MITRA TANINUSA
SEJATI
|
1
|
24.
|
PT. SATRIA
PERKASA AGUNG
|
100
|
25.
|
PT.
PERAWANG SUKSES PERKASA INDUSTRI
|
17
|
26.
|
PT.
KUARTET PUTRA MELAYU
|
38
|
27.
|
PT. SATRIA
PERKASA AGUNG ( kth. sinar perwang)
|
16
|
28.
|
KUD BINA
JAYA LANGGAM
|
25
|
29.
|
PT. NUSA
PRIMA MANUNGGAL
|
10
|
30.
|
PT. NUSA
WANA RAYA
|
2
|
31.
|
PT. RIMBA
MUTIARA PERMAI
|
28
|
32.
|
PT.
SELARAS ABADI UTAMA
|
33
|
33.
|
PT. MITRA
HUTANI JAYA
|
72
|
34.
|
PT. RIAU
BINA INSANI
|
6
|
35.
|
PT. RIMBA
SERYA UTAMA
|
2
|
36.
|
PT. SATRIA
PERKASA AGUNG ( unt. serapung )
|
62
|
37.
|
CV. TUAH
NEGERI
|
15
|
38.
|
CV.ALAM
LESTARI
|
2
|
39.
|
CV. BHAKTI
PRAJA MULIA
|
7
|
40.
|
PT. UNI
SERYA
|
43
|
41.
|
PT.
TRIOMAS FDI
|
75
|
42.
|
PT. EKA
WANA LESTARIDHARMA
|
24
|
43.
|
PT.
NATIONAL TIMBER&FOREST PRODUCT
|
11
|
44.
|
PT. SERAYA
SUMBER LESTARI
|
57
|
45.
|
PT. RIMBA
MANDAU LESTARI
|
7
|
46.
|
PT.
SUMATRA SILVA LESTARI
|
4
|
47.
|
PT.
PERKASA BARU
|
19
|
48.
|
PT. BALAI
KAYANG MANDIRI
|
25
|
49.
|
PT. ROKAN
PERMAI TIMBER
|
7
|
50.
|
PT. RIMBA
ROKAN PERKASA
|
23
|
51.
|
PT. BINA
DAYA BINTARA
|
4
|
52.
|
PT. MULTI
EKA JAYA TIMBER
|
7
|
53.
|
PT. BINA
DAYA BENTALA
|
20
|
54.
|
PT. SEKATO
PRATAMA MAKMUR
|
36
|
55.
|
PT. ROKAM
PERMAI TIMBER
|
32
|
56.
|
PT. RIMBA
ROKAN LESTARI
|
173
|
57.
|
PT.
PEPUTRA SIAK MAKMUR
|
6
|
58.
|
PT. BUKIT
BATU HUTANI ALAM
|
128
|
59.
|
PT. RUAS
UTAMA JAYA
|
44.
|
60.
|
PT. DEXTER
TIMBER PERKASA INDONESIA
|
69
|
61.
|
PT.
SUNTARA GAJA PATI
|
27
|
62.
|
PT.
DIAMOND RAYA TIMBER
|
23
|
Ini
merupakan data dari sebaran Hotspot yang merada di Daerah Konsensi Korporasi.
Berdasarkan data ini yang menjadi dalang dan otak dari pembakar hutan dan lahan
Riau adalah Korporasi. Berdasarkan temuan dari Jikalahari dan Eyes on The
Forest sepanjang Oktober – November 2015, telah melakukan Investigasi kebakaran
di dalam 37 Korporasi HTI dan sawit menemukan :
·
Adanya
pohon kelapa Sawit yang berusia muda sengaja di bakar karena dianggap tidak
produktif
·
adanya
pembukaan jalan baru yang membelah konsesi setelah tidak lama terjadi kebakaran
·
adanya
temuan bekas kayu/ puing kayu sebagai bahan bakar. ini menunjukkan unsur dugaan
kesengajaan di bakar
·
Pembukaan
parit kecil ( 1- 1,5m ) seagai pembatas aliran Api dari blok yang ditargetkan
menuju blok yang memang sengaja dicegah kebakaran.
·
adanya
operasi alat berat pada saat asap masih mengepul atau setelah kebakaran terjadi
·
adanya
pembersihan lahan yang secara halus, menghilangkan jejak bekas lahan kebakaran,
namun masih ada indikasi bahwa lahan baru saja terbakar.
·
adanya
temuan bibit kelapa sawit disekitar lokasi konsesi yang terbakar
·
sebagian
besar pembakaran terjadi di lahan gambut yang jelas memicu pelepasan karbon
yang besar ke udara
·
Hutan
Lindung yang luasnya sedikit tersisa dan kurang memenuhi peraturan tataruang
HTI pun banyak mengalami pembakaran periode ini.
Selain itu,
ada temuan lainnya dari LPPM Universitas Riau terkait kebakaran Hutan dan lahan
ini :
·
Adanya
praktik perampasan Hutan adat yang dilakukan oleh Korporasi, salah satunya RAPP
dengan menyewa masyrakat dari luar daerah untuk tinggal selama 3 – 5 bulan di
dalam Hutan adat, lalu membakar hutan tersebut dan membersihkan sisa – sisa kebakaran.
Setelah bersih mereka langsung menanami tanaman Korporasi
·
Perampasan
dengan membuat Kanal – Kanal. Tanah di Riau adalah tanah gambut yang memiliki
kadar air. normalnya Kanal untuk di buat dengan kedalaman 1- 2 Meter. Namun
Korporasi dengan sengaja membuat Kanal dengan kedalaman hingga 5 Meter. Sifat
air yang mengalir kedaerah lebih rendah, air dari lahan gambut yang berada di
perbatasan dengan konsesi Koporasi menjadi kering. dan Jika terjadi musim
kemarau berpotensi menyembabkan kebakaran. Dan jika musim kemarau mayrakat di
sekitar tak mendapatkan air untuk memenuhi kebutuhan.
Penegakkan Hukum KLH atas Korporasi Karhutla di Nilai
Masih Belum Maksimal
Sepanjang
2015, terkait Karhutla dalam areal Korporasi, KLH telah mencabut izin HPH PT
Hutani Sola Lestari, dan membekukan dua izin PT Sumatra Riang Lestari blok
Rupat dan PT Langgam Inti Hibrindo. Sepanjang 2015 pula, KLH memproses perkara
karhutla tahun 2013 – 2014. KLH memangkan perkara pidana atas kosman Siboro,
karyawan PT. Jatim Jaya Perkasa setelah Majelis Hakim memvonis Kosman dua Tahun
penjara dengan denda 1 Miliyiar.
KLH juga
menggugat perdata PT Jatim Jaya Perkasa dengan gugatan kerugian ekologis akibat
lahannya terbakar pada 2013. Proses sidang berlangsung di PN Jakarta Utara. PT
Nation Sago Prima juga di gugat oleh KLHK di Jakarta. Tahun 2013 – 2014 ada 10
korporasi menjadi tersangka oleh KLH. Selain menempuh jalur Hukum pidana, KLHK
juga menempuh jalur Hukum Perdata. Namun selama ini uaya penegakkan hukum yang
dilakukan terkesan masih tebang pilih. KLHK juga enggan menyelidiki Korporasi –
korporasi yang memiliki nama seperti RAPP dan sebagainya. Negara terkesan takut
dengan Korporasi. Selain itu vonis dan denda yang dikenakan terkesan masih
ringan dan tidak sesuai dengan apa dampak yang ditimbulkan.
Penegakkan Hukum Pihak Polda Riau atas Pembakar hutan
dan Lahan Di SP 3
Polda Riau
menetapkan 18 Korporasi tersangka Karhutla sepanjang 2015. Dari 18 Korporasi
itu, 11 Perusahaan HTI dan 7 Sawit. Baru tiga perusahaan menjadi tersangka,
yaitu PT. Langgam Inti Hibrindo, PT. Alam Lestari, dan PT Palm, Ketiganya
perusahaan sawit. Namun pada tahun 2016
ini, keluarlah SP3 terhadap 15 Perusahaan pembakar hutan dan lahan. 15
Perusahaan diantaranya : PT Duta Laksana, PT Perawang Sukses Perkasa Indonesia,
PT Ruas Utama Jaya, PT Sentara Gajah Pati, PT Dekter Perkasa Industri, PT Siak
Raya Timber, PT Sumatera Riang Lestari, PT Bukit Raya Pelalawan, PT Hutani Sola
Lestari, KUD Bina Jaya Langgam, PT Rimba Lajuardi, PT PAN United, PT Riau Jaya
Utama.
Keluarnya
SP3 15 Perusahaan ini ditengah harapan masyrakat Riau mendapatkan keadilan atas
pembakar hutan dan lahan di Provinsi Riau ini. Terbitnya SP 3 15 Peusahaan ini
telah mencoret hukum itu sendiri, padahal sangat jelas bahwa dari 18 Korporasi
ini, 15 diantaranya Konsesinya ikut menyumbangkan Asap di Riau yang
menyembabkan 5 orang meninggal dan ribuan rakyat Riau menderita ISPA.
Secara tidak
langsung terbitnya SP3 15 perusahaan ini menuduh rakyat Riau lah dalang dari
pembakaran hutan dan lahan ini. Setidaknya ada 60 orang masyrakat yang
ditetapkan menjadi tersangka pada tahun 2015. Telah tampak bahwa hukum masih
tumpul keatas Runcing Kebawah.
Pada bulan
Agustus 2016, kembali Riau merayakan 19 Tahun Asap Riau. Kembali terjadi
kebakaran Hutan dan Lahan di tengah 71 kemerdekaan Indonesia. Namun yang lebih
menyakitkan adalah diakhir bulan agustus
ditemukan beredarnya foto kongkow – kongkow Perwira Tinggi Polda Riau dengan
Bos PT APSL yang lahan turut menyumbangkan Asap untuk Riau. Temuan ini tetuntu
memunculkan dugaan bahwa SP 3 15 Perusahaan juga ada kongkow – kongkow yang
menyembabkan hukum itu tumpul.
0 komentar: